Minggu, 18 Mei 2014

Resiko Jika Ikut MMM

MMM beresiko sehingga perlu dihindari
mmm pic,click mmm pic


Berikut ini adalah tulisan tulisan dari bapak Hieronymus Liaw Budianto, ahli keuangan dan manajemen resiko tentang bagaimana kita memahami MMM dan resikonya. Semoga tulisan ini memberikan pencerahan bagi Anda, yang masih ragu dengan sistem MMM.

Saya agak sedikit tergelitik untuk sharing tentang MMM.
Tidak sedikit dari yang kita tawarkan memandang sinis program MMM, pertanyaan nya pada mereka adalah apa yang salah dengan tawaran itu ?
Bukankah kita hanya sedang mencoba untuk men-sharing kan sesuatu yang menurut kita menarik dan dapat membantu dalam menambah pemasukan keuangan dengan memanfaatkan uang bebas atau uang lebih, uang sisa dari pemasukan setelah dikurangi pengeluaran dalam sebulan ?

Demikian juga dengan mereka, mereka pun tidak salah menolak nya, karena itu adalah hak setiap orang. Tidak sedikit dari mereka yang terjebak pada trauma masa lalu yang berkaitan dengan Money game, arisan berantai, dan lain nya, sehingga sulit untuk membuka pandangan
bahwa MMM berbeda. Apa beda nya ? "saya tidak peduli dengan hal itu"

Tidak sedikit pula beranggapan bahwa MMM adalah pekerjaan untuk mereka yang tidak punya pekerjaan lain alias hanya sebagai alasan untuk bermalas-malasan. Pertanyaannya :
bukankah impian dari setiap manusia untuk hidup nyaman dimana passive income datang memenuhi kantong uang mereka tanpa mereka bekerja ?

Tidak sedikit juga yang mengatakan bahwa dosa, kalau tidak bekerja tapi dapat uang?
Apakah yang dilakukan MMM sehingga menjadi dosa, apa yang dilakukan MMM ?
Bukankah setiap member yang bergabung di MMM melakukannya dengan free will atau kehendak bebas tanpa paksaan dari siapapun ? Dan mereka yang bergabung pun memahami bahwa sistem kerja MMM adalah sistem berbagi alias gotong royong agar terjadi keadilan dalam sistem keuangan kita.

MMM beresiko sehingga perlu dihindari !!

Sangat betul sekali MMM beresiko, bahkan resiko tinggi apabila kita tidak memahami cara kerja nya. Pertanyaannya kemudian apakah yang kita lakukan sehari-hari tidak mengandung resiko, punya usaha beresiko bangkrut, bekerja resiko di PHK, investasi baik di reksadana maupun saham semua tidak dijamin, artinya beresiko. Bahkan investasi yang dianggap sebagai safe-heaven alias paling aman seperti emas pun beresiko. Lalu kenapa kita tetap melakukannya? Kenapa kita tetap mau jadi pengusaha, tetap mau bekerja, tetap mau berinvestasi ? Karena life is about taking the risk. Hidup adalah bagaimana kita mengelola resiko itu. Termasuk di MMM, ada resiko tetapi kita bisa mengelolanya sehingga resiko yang harus kita hadapi menjadi minimal bahkan NIHIL sama sekali.

Kalau orang nya atau perusahaan nya kabur bagaimana? Siapa yang menjamin ? Pertanyaan nya kembali kalau sebuah bank tutup lalu siapa yang menjamin nya ? Ada LPS ( Lembaga Penjamin Simpanan ) !!!
Teman-teman, simpanan yang dijamin oleh LPS itu ada batasan nya, tidak semua simpanan Anda dijamin oleh LPS. Betul LPS adalah semacam perusahaan asuransi untuk tabungan Anda, tetapi claim terhadap setiap kejadian itu semua ada syarat dan ketentuannya.

Sama seperti asuransi jiwa maupun kesehatan semua ada syarat dan ketentuan nya. Dan semua pasti mengerti, bahwa apabila mengikuti syarat dan ketentuan claim dalam ketentuan LPS maka uang Anda pasti tidak akan meningkat, dengan kata lain jaman sekarang neh sudah tidak berlaku lagi, menabung yang sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit, yang berlaku sekarang adalah saldo anda kecil atau sesuai dengan ketentuan yang dijamin LPS maka yang terjadi adalah tabungan Anda akan menjadi nol bahkan minus alias Anda berutang biaya administrasi pada bank tersebut.
Jadi mulailah kita membicarakan hal-hal mengenai investasi diluar daripada tabungan bank. Misalnya Reksadana, Obligasi atau surat hutang, Saham, dll.
Pertanyaannya muncul lagi apakah investasi semacam itu dijamin???? Jawaban nya adalah TIDAK !!!! Kenapa ? karena semua instrumen investasi hanyalah sebuah prediksi belaka, bukan merupakan kenyataan yang akan terjadi. Semua yang ada pada kertas adalah sebuah ILUSTRASI BELAKA bukan sebuah jaminan bahwa Anda akan mendapatkan uang sekian dan sekian. Manajer-manajer investasi seperti Schooders, Bnp Paribas, Fortis, Mandiri, BNI, Panin, dll bahkan dengan tegas mengatakan pada awal transaksi bahwa mereka tidak dapat menjamin semua perkembangan pada instrumen investasi mereka. Perkembangan 10 persen, 20, bahkan 100 persen itu hanyalah angka dari perkembangan di MASA LAMPAU, bukan berarti akan sama di masa depan.
 
Dan ajaib nya di MMM, perusahaan atau pun member tidak memiliki personal interest atas semua uang yg ada, di MMM, kenapa?
Karena perusahaan TIDAK MENGUMPULKAN SATU SEN PUN UANG DARI MEMBER, semua transaksi hanya dilakukan antar member saja, antara rekening bank member yang satu dengan member yang lain. Sehingga jika tidak ada yang mengumpulkan uang, maka tidak ada juga yang tergiur memang uang banyak sehingga membawa kabur uang tersebut. Wong gak ada rekening pengepul maupun biaya administrasi kepada member yang mendaftar.
 
Akhirnya kembali lagi pada sharing mengenai MMM ini, yang dapat kita lakukan sebagai member MMM hanyalah menceritakan apa yang kita alami di MMM kepada mereka, teman-teman kita, saudara-saudara kita, kenalan-kenalan kita, agar mereka tahu bahwa ternyata ada sebuah sistem yang simpel, gak ribet, gak bikin pusing, dan menghasilkan tambahan income untuk memperbaiki keadaan keuangan kita. Kalau mereka menerima, kita syukuri, kalau tidak kenapa harus kecewa?
Bukankan sampai saat ini member MMM Indonesia masih di bilangan angka 70rb member, artinya kita masih ada pasar yang sangat luas yaitu masih tersisa lebih dari 200 juta orang yang mungkin ingin menikmati hasil ini bersama-sama dengan kita. 
Jadi, Teman-teman, tunjukkan terus bukti bahwa ideologi MMM adalah sebuah ideologi yang benar, benar-benar ingin membantu mensejahterakan semua member MMM, dan kita jaga dan pelihara sistem ini, sirkulasi PH dan GH, sehingga brankas MMM yaitu member-member MMM semakin bertumbuh dan berkembang.


Long Live MMM

sumber: mmmindonesiaclub.blogspot.com



0 komentar:

Posting Komentar